DREAMS



Kita akan menemui akhir jika pernah menciptakan awal. Hidup tak seperti lingkaran, yang awal dan akhirnya samar-samar. Hidup melintasi arena yang awal dan akhirnya tak akan saling berjumpa, karena waktu tak akan pernah kembali menuju lintasan awal.

Akankah kau pasrah dibawa pergi oleh waktu? Membiarkan waktu menciptakan awal dan akhirmu? Menjadi orang munafik yang menginginkan kata selesai tanpa memulai? Inginnya berhasil dengan usaha yang kecil?

Orang besar itu adalah mereka yang penuh sabar menumpuk kerikil satu demi satu demi bangunan anak tangga kesuksesannya. Menguras waktu dengan keringat dan memadati usia dengan doa. 

Lihatlah seorang Honda, yang menggapai sukses luar biasa hingga mampu menembus pasaran otomotif dunia. Hingga kini pun Honda bertahan dengan branding yang menakjubkan. Nama lengkapnya Soichiro Honda. Dia lahir dari keluarga tanpa kisah sukses. Masa kecil yang sangat sederhana, keterbatasan finansial, bahkan kegagalan yang terus menerus hingga dewasa. Saat kesuksesan sudah di depan mata, kesuksesan itu berulang kali sirna. Pabrik yang dibangunnya berulang kali terbakar. Kemudian sekali lagi pabrik itu harus hancur karena gempa bumi. Honda hanya berujar, “Ketika Anda mengalami kegagalan, mulailah bermimpi, mimpikanlah mimpi yang baru dan berusahalah mengubah mimpi itu menjadi kenyataan.”

Lalu ada lagi seorang Einstein dan Thomas Alva Edison yang mampu sukses biarpun memiliki keterbatasan. Einstein yang kecilnya mengalami keterbelakangan karena amat terlambat berbicara dan Thomas Alva Edison yang kecilnya dicap sebagai anak idiot. Pada akhirnya keduanya menjadi ilmuwan hebat karena tekad bulatnya untuk terus memompa semangat dan memeras usaha menuju kesuksesan. Ada lagi Beethoven, seorang musisi luar biasa yang bahkan adalah seorang tuna rungu. Bagaimana seorang yang sama sekali tak bisa mendengarkan nada namun sanggup menjadi musisi sepertinya? Namun nyatanya, Beethoven berhasil.

Sukses bukanlah hal yang alamiah akan terjadi tanpa ada usaha yang mengawali. Jika kau enggan mengawalinya karena batas diri yang menyesakkan dada, lihatlah mereka yang sanggup menembus batas dirinya bahkan mendapat kesuksesan karena melompati keterbatasannya.

Bukan cita-cita yang harus menyesuaikan kapasitas diri. Tapi usaha yang harus menyesuaikan cita-cita.


Saat kau memiliki kapasitas yang terbatas, bukan berarti cita-cita haram bagimu .

Saat kapasitas terbatas, usahamu harus berkali-kali lipat untuk mendobrak batas itu lalu melompatlah jauh-jauh lebih tinggi.

Saat dinding penghalangmu sangat tinggi, maka jadilah lebih tinggi lagi untuk menggapainya.
Jika kau tak mampu menjadi lebih tinggi, maka melompatlah untuk melampauinya. 
Jika tak sanggup juga, maka ambillah kerikil satu per satu lalu bangunlah anak tangga.

Bercita-cita adalah hak diri. Namun, tak selamanya cita-cita harus sesuai dengan kapasitas diri. Orang kerdil tak harus memiliki cita-cita yang juga kerdil. Orang miskin pun tak harus mengurungkan cita-citanya.

Saat starting pointmu begitu rendah, bukan artinya cita-citamu itu rendah dan harus merasa rendahan. Tak pernah salah kolaborasi antara starting point rendah dan cita-cita yang tinggi, sepanjang kau memiliki kemauan untuk melompat sangat tinggi dan mengalahkan keterbatasan.
---ooo---

"Aku tak lahir dari keluarga dengan kisah sukses. Namun kisah sukses itu kuciptakan satu per satu"