Senyum itu tak sekedar melengkungkan bibir. Senyum adalah bahasa kasih sayang.
Senyum adalah
pelipur badan yang sedang lelah.
Senyum adalah segalanya. Definisinya begitu
banyak.
Senyum merupakan kekuatan sederhana yang khasiatnya luar biasa.
Senyum mampu
meleburkan hati yang keras, bahkan melunakkan hati yang sudah membatu sekian
lama.
Senyum. Apa untungnya
pelit senyum? Yang ada hanyalah rugi karena menyimpan senyum berarti memendam
kebahagiaan. Tak tersenyum tak ubahnya seperti menghalangi suka cita dan
mempertahankan hidup dengan duka cita dan kedataran. Hidup itu perlu senyum, karena senyum adalah pemberi warna kehidupan.
Lalu hidup
itu apa?
Hidup
itu “hanya” melangkah dan berpindah dari satu titik waktu ke titik waktu yang
lain. Dari satu posisi tempat ke posisi tempat yang lain. Berjalan dan terus
berjalan. Berpindah dan terus berpindah. Sesaat kemudian kembali ke tempat
semula, menjadi bodoh dan tak tahu apa-apa. Layaknya orang tua yang kembali
menemukan fase masa kecilnya. Tak bisa apa-apa.
Hidup
itu tak selamanya terang dan membahagiakan. Layaknya hari yang memiliki malam
dan siang, maka hidup juga memiliki gelap dan terang, bahagia dan kesedihan.
Saat
sedih meliputi hidup, maka jalan terasa begitu panjang bahkan hanya untuk
menemui setitik saja terang. Bulan terasa begitu jauh. Jika kemudian hidup seperti
itu. Lelah dan hanya lelah, meskipun hanya untuk mendapati satu terang dan keterangan.
Terang.
Indah pesonamu dan pentingnya dirimu. Pencapaian besar saat bisa memilikimu.
Keindahan hidup saat bisa merangkul keberadaanmu.
Masih ingatkah
apa itu bintang?
Dalam
pelajaran tata surya, pernah dijelaskan bahwa bintang adalah anggota tata surya
yang mampu memancarkan cahaya. Bintang beda dengan bulan yang seolah bersinar
hanya karena sumbangan sinar dari matahari.
Lalu kemudian, apa bintang dari seorang
manusia? Akankah ada sinar yang mampu membuat manusia menerangi jalan
hidupnya bahkan mampu menerangi hidupnya yang terkadang gelap.
senyum….
tak lain dan tak bukan, bintang itu adalah senyum.
Senyum
adalah bintang diri kita. Kala sedih, maka tersenyumlah. Berikan terang pada
kesedihan itu agar terhapus air mata yang jatuh di wajahmu. Kala bingung,
maka tersenyumlah agar datang keterangan yang akan menghilangkan kebingunganmu.
Karena
senyum adalah bintangmu, sumber keteranganmu. Minimal senyum itu adalah jalan
ketenanganmu sehingga kemudahan perjalanan hidup menjadi milikmu.
Salam
untuk hari-hari yang penuh senyum
Semoga
engkau menjadi milikku dan menjadi penjaga kehidupanku