Nyawa dan Kenyamanan Saling Membahu


Karakter orang itu beda-beda, warna-warni seperti pelangi.  Makin ke sini, makin lebar lingkup pergaulan dan sosial, makin banyak manusia yang ditemui, makin banyak karakter yang harus dipahami. Hidup harus seperti ini agar tidak basi dan sepi. 

Satu bulan menjadi penada tinggi. Yang mendengar nada saya, tolong ikhlaskan perbuatan ini. Bukan bermaksud membangun image. Sekedar agar kalian tahu tanggung jawab masing-masing. Bukan bermaksud mendominasi. Hanya agar kalian sadar kalau ini juga milik kalian. Bukan juga bermaksud superior dan menjadikan kalian inferior. Alangkah baiknya jika sama-sama tinggi, sama rata dan rasa bukan?

Perkuliahan. Dunia yang dulunya impian dan sekarang menjadi kekinian. Terbayang dalam benak, dunia perkuliahan adalah dunia rekreasi. Penuh fantasi. Namun bagaimana kabarmu hari ini?
Nyaman itu dicari bukan diberi oleh situasi. [eN]

Kata maaf bukan kata yang tepat. Karakter berubah itu bukan kesalahan maupun kelabilan. Berubah agar bisa tetap hidup itu HARUS.  Survive.
Berubah berarti flexible. Tidak stagnant akan idealism. Idealism adalah harus ini jika begini, dan harus itu jika begitu. Berusaha untuk begini biar bisa begitu adalah demi bertahan dalam keadaan.
Nyawa itu perlu agar bergerakmu leluasa. Nyawa yang akan mengobarkan nafas untukmu hidup. Nyawa yang sebenarnya, bukan nyawa yang sekedar nafas asal-asalan. Kuliah pun perlu nyawa. Nyawa bukan ditunggu hadirnya.

Mungkin nyawa datang terlambat. Namun terima kasih atas nyawa yang sudah sudi datang. Sungguh terima kasih. Nyawa yang baru, yang kini datang pun terima kasih. Kau telah menambah deposit nyawaku. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah menyumbang nyawa. Nyawa saya adalah dari kalian. Semua warna adalah dari kalian. Senyum, sedih, canda, dan tawa adalah sesungguhnya nyawa.
~Desember 2013~