Pemikiran ini muncul bersama
kegaduhan suasana hati. Gaduh karena apa? Kami pun belum tahu pasti. Yang pasti
memang ini penyakit abadi kami. Datang dan pergi tanpa permisi. So sweet amat
serangkaian kata-kata kami ini. Hihihihi
Jadinya ya begini. Berpikir dalam
kegaduhan. Alhasil pemikiran itu out of the box cenderung (im)possible.
But sebenarnya berharap seperti mereka yang terdahulu, Einsten, Newton, dkk. Memiliki
pemikiran yang dulunya imposibble dan kini menjadi possible. Luar biasa
mengesankan.
Kami. Bukan orang yang
berpengetahuan luas. Dan BELUM berilmu mendalam. Namun yakin suatu saat kami
terbangun dari mimpi dalam sebuah kenyataan. Dalam situasi yang lebih baik.
Berilmu mendalam.
Ini adalah sebuah gagasan unique. Silakan dicerna karena ini unique. Silakan pula dicerca karena ini unique. Terutama karena dari otak yang
tidak berpengetahuan luas sekaligus BELUM berilmu mendalam. Semoga menginspirasi.
Dunia. Diperkirakan sudah
tercipta 4.5 milyar tahun yang lalu. Namun baru 3 juta tahun yang lalu manusia
purba ada. Manusia yang konon disebut-sebut sebagai nenek moyangnya manusia
modern seperti kita. Dari satu komunitas manusia purba terbayangkah berapa
jumlah manusia saat ini?
National Institute for
Demographic Studies (INED) pernah melangsir data bahwa "Jumlah penduduk
dunia telah meningkat tujuh kali lipat selama dua ratus tahun terakhir, dengan
melampaui tujuh miliar pada 2011, dan diperkirakan akan mencapai sembilan atau
10 miliar pada akhir abad ke-21.” Bandingkan dengan luas daratan bumi yang
hanya 29.2 % dari luas total bumi. Daratan bumi diperkirakan hanya 148.940.540 km2.
Jika dikalkulasi maka setiap penduduk dunia masih bisa
menempati 0.149 km2 luas dunia bagi dirinya. EEEEEiiiiitss jangan senang
dulu. Kita hidup juga butuh persawahan guna memenuhi kebutuhan pangan, belum
lagi bangunan untuk tinggal, sekolah, kawasan perbelanjaan, dll.
Jumlah penduduk berbanding lurus
dengan kebutuhan akan papan, terutama papan untuk tinggal. Semua setuju? Kalau setiap
manusia yang berkecukupan materi alias kaya saja ingin memiliki rumah, dengan
luas satu rumah bisa seluas stadion bola dan ingin lebih dari satu pula. Apa
coba yang terjadi? Lama kelamaan manusia kekurangan lahan kan?
Kemudian solusi aneh bin ajaib
ini muncul di tengah kegalauan.
Bagaimana jika manusia berlaku
layaknya siput? Siput adalah salah satu jenis hewan invertebrate yang irit
sekali dalam hal penempatan ruang. Hewan yang dikenal lambat ini senantiasa
mandiri membawa rumahnya kemana-mana. Apakah dia lelah? Tanyakan saja
langsung!!!
Yah ini sekedar gagasan tentang
masa depan. Bagaimana seharusnya manusia mampu berlaku hemat dalam hal
pemanfaatan ruang, terutama untuk tempat tinggal. Membangun rumah susun bisa
jadi adalah bentuk penghematan. Namun bagi orang kreatif cenderung aneh silakan
saja gagasan ini dijadikan bahan yang serius. Mungkin beberapa tahun mendatang
muncul sebuah RUMAH PORTABLE.
Salam
kreativitas